Selasa, 15 Juli 2008

Love

LOVE…
Love ….. pernahkah merasakannya? Bagaimana rasanya? Hmm…adakah yang tahu? Sesuatu yang menyentuh hati yang paling dalam. Kalau sudah pernah disentuh, bisa membuat hidup tak terkendali. Kalau tidak pernah disentuh, bisa membuat hidup tak berarti. Mau merasakan atau tidak? Tergantung pilihan hatimu. Tak bisa diundang… tak bisa ditolak.
Rasanya kayak apa ya…..kayak coklat, strawberry, permen, nano – nano kali ya….. Mau tahu rasanya….? Rasanya bisa membuat melayang, terbang di atas awan, tersenyum, tertawa, maniiiiiis banget. Bisa juga membuat menangis, sedih, hancur, stress, tak berarti, kacau, perih, sakit, merana. Begitulah kalau pengen merasakannya.
Tidak mau merasakannya…boleh…kayak apa ya…kayak obat, pahit banget. Hati yang pahit, pernah merasakannya? Itulah akar pahit. Bisa ada karena tidak merasakannya, bisa juga karena pernah merasakannya. Akibat memberi berlebihan, “Hatiku hancur dibuatnya, sakit sekali, resah, hilang kendali, teriris, sangat perih. Akibat menerima berlebihan, “Terikat, diikat, disiksa, dibelenggu, sangat menyiksa bathin”. Semua tak terkendali & terbelenggu.
Bagi yang bijak, itulah pengalaman yang terindah. Sangat indah. Walaupun sakit, tapi kalau pernah merasakannya, itu bisa membuat semakin bijak & berhikmat. Asalkan bisa merasakan dan mengerti arti sebuah Cinta.
Disaat kita terluka, kita bisa mengendalikannya, asalkan kita punya Cinta. Hati yang tidak memiliki & merasakan Cinta, bagaikan hidup tanpa permen. Hati tanpa Cinta, tidak akan pernah merasa berarti. Cinta bisa membuat kita semakin dewasa, semakin bijak, rendah hati, mengalah, hmmm …. apalagi ya…pokoknye plus..plus…deh…
Jangan menyesal pernah merasakannya. Tapi menyesallah, jika tidak pernah merasakannya. Indah banget. Jangan pernah mengikatnya, karena akan sakit, terluka, dan pasti membawa pengaruh buruk kepada siapapun.
Biarkan Cinta mengalir, tapi jangan pernah biarkan Cinta mengikat hati kita. Biarkan Cinta mengalir bebas. Karena pasti bagaikan air yang menyejukkan, menyegarkan tubuh, jiwa, dan roh kita. Meringankan setiap langkah kita.
Cinta begitu Indah, tapi begitu menyiksa. Ingatlah Cinta Yesus, telah berkorban bagi kita manusia yang sangat tak layak menerimanya. Tapi apakah Yesus menyiksa & membelenggu kita? Kita bebas memilih. Kita bebas menentukan semua keinginan, kehidupan & langkah hidup kita. Kita diberi akal, hikmat & kuasa. Jangan pernah salah menggunakannya. “Yesus mengajarkanku lebih mengerti Cinta, lebih merasakan Cinta, lebih mengalah, rendah hati karena Cinta yang Dia tumbuhkan di hatiku”. Berjalanlah bersama Yesus. Indah pada waktuNya.
Aku rindu CintaNya, aku rindu belaianNya, aku rindu hadiratNya, aku rindu jamahanNya. Aku rindu dekat denganNya, lebih mengenalNya.
Yesus I Love U.
Mau mencoba Berbisnis hari ini, klik saja yang di bawah ini :
Peluang Kerja Part Time - Kantor Kedua
Peluang Kerja Belajar sambil Berbisnis
Peluang Kerja di Rumah untuk Ibu Rumah Tangga
Rahasia Search Engine
Cara Buat Newsletter
Cara Membuat Website

2 komentar:

Johnjackoke mengatakan...

Tentang "Cinta" sesuatu yang menarik untuk dibahas. Tp kadang manusia jadi bingung bahas tentang hal ini. Mencampurkan akan perasaan cinta terhadap sesama dengan cinta dari Allah kepada manusia.
Cinta yang manusia rasakan beda dengan Cinta/Kasih dari Allah kepada manusia... Harus jujur kegagalan cinta terhadap pasangan lawan jenis, kadang membuat kita beralih memikirkan cinta dari Allah. Dengan kata lain perasaan cinta kita kepada Allah merupakan pelarian kita, karena kegagalan cinta kita terhadap pasangan lawan jenis. Itu sebabnya tidak heran salah seorang filsuf pernah menyatakan bahwa, ketika seseorang mulai menekankan tentang "perasaan keagamaan" atau "cinta kepada Allah" itu merupakan "Candu" bagi manusia untuk menghiburnya karena kegagalan cintanya.
Jadi yang paling baik, kita bisa berfikir bahwa kegagalan cinta manusia harus diterima dengan tulus dan itu membuktikan keterbatasan cinta manusia, dibandingkan dengan cinta dari Allah ... Selain itu "kegagalan cinta" itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi diri seseorang untuk belajar "mencintai" dengan benar dan sungguh sebagaimana "cinta itu adalah karunia Allah di dalam hidup setiap orang." Hal ini sebenarnya, menyanggah pandangan umum, bahwa kalau sedang jatuh cinta, jangan "mencintai orang tersebut 100 persen, tapi 5 persen dulu, kemudian bertahap terus sampai 100 persen. Hal ini hanya berlaku bagi cinta monyet dan monyet yang jatuh cinta, bukan manusia ciptaan Tuhan yang sedang jatuh cinta. Namun 1 hal yang pasti dan ini menjadi "hukum wajib" jangan pernah menyamakan "cinta yang benar" dengan "setuju untuk melakukan hubungan sex sebagai bentuk dari ungkapan cinta." Hal itu tidak sama, bahkan lebih cenderung "hanya melampiaskan hawa nafsu belaka." Ini bertentangan dengan Firman Tuhan...
So i think the love is truth, trust, pure, gentle and tenderly. Love is not hypocrite, but honest and trustworthy ...
Do you agree with my opinion ...

To Be Smart mengatakan...

Of Course...